(BPAD, Jakarta) Unit Pengelola Manajemen Aset (UPMA) mengadakan pertemuan dengan Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) dalam rangka pembelajaran UPMA dengan Pengelolaan Aset LMAN dalam meningkatkan pendayagunaan dan pemanfaatan asetnya. Pembelajaran dengan LMAN dilaksanakan melalui Focus Group Discussion (FGD).
"Saya harap UPMA dapat segera menerapkan BLUD agar ke depannya lebih cepat dan fleksibel dalam pelaksanaan peningkatan optimalisasi BMD", ujar Riswan Sentosa selaku Kepala UPMA dalam pembukaan FGD ini. Dalam percepatan pembentukan BLUD UPMA saat ini telah dibentuk Tim Percepatan Pembentukan BLUD UPMA yang terdiri dari 6 (enam) Sub Tim yaitu;
- Tim 1: Rancangan Tatakelola BLUD;
- Tim 2: Menara Seluler;
- Tim 3: Reklame;
- Tim 4: Pengelolaan HPL dan Hak diatas HPL;
- Tim 5: Regulasi dan Sistem serta;
- Tim 6: Dukungan
Teknis.
Ade
Rahmayadi, selaku Tenaga Ahli, menjelaskan bahwa dengan FGD
ini diharapkan UPMA
dapat mengidentifikasi skema-skema pendayagunaan dan pemanfaatan BMD di
Pemprov DKI dengan belajar dari masalah dan solusi penanganan yang dilakukan
oleh LMAN.
Ifan, selaku ketua Tim 1, menambahkan LMAN dapat memberikan pencerahan secara teknis dan
menjelaskan proses pembentukan BLUD LMAN dapat dimulai dari pembuatan SOP dan regulasi
lainnya sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan SOP pada UPMA.
Sementara itu, Didiek, selaku ketua Tim 3, menjelaskan
bahwa Pemprov DKI
Jakarta memiliki
potensi pendapatan dari infrastuktur yang digunakan untuk Reklame,
potensi tersebut diharapkan dapat melebihi dari 1 milyar/tahun, sehingga kedepannya dapat dimungkinkan LMAN bisa menempatkan
Iklannya pada titik-titik reklame tersebut.
Bramantya Harimurti, Kepala Divisi Riset Konsultasi dan Manajemen Resiko, mewakili LMAN bersama timnya memaparkan Sharing Knowedge Pengelolaan Aset Negara point-point penting yang dapat diambil diantaranya :
- Jasa Konsultasi pada LMAN memberikan pelayanan terkait dengan bagaimana LMAN mengelola aset negara menjadi lebih baik;
- Penilaian Kinerja LMAN bukan hanya dari nilai rupiah yang dihasilkan tapi juga nilai manfaat dari aset yang dikelola juga menjadi indikatornya;
- Pada tahapan Developmen pelaksanaan konstruksi LMAN menggunakan tenaga arsitektur dan sipil dalam pelaksanaannya;
- Saat ini LMAN memiliki sekitar 400 SOP dalam menjalankan programnya dimana masing-masing divisi memiliki SOP-nya masing-masing,
Selain itu disampaikan juga tahapan-tahapan yang merupakan siklus pengelolaan aset LMAN meliputi Requisition, Conceptualization, Pre-Development, Development, Optimalization, monitoring dan Evaluation, tegas Bramantya. Untuk meningkatkan informasi berkaitan dengan pendayagunaan dan pemanfaatan aset akan dibuat MoU LMAN dengan UPMA.